Medan, kedannews.com – Organisasi Kemasyarakatan Relawan garis keras Presiden Joko Widodo berencana akan mengadakan Musyawarah Rakyat Indonesia. Tujuan Musra Indonesia digelar katanya untuk menjaring aspirasi rakyat berkaitan dengan Capres-Cawapres 2024-2029.
Ormas relawan Jokowi yang menyelenggarakan musyawarah rakyat tersebut adalah Projo, Seknas Jokowi, Bara JP, Relawan Buruh Sahabat Jokowi, RKIH, Duta Jokowi, Indeks, Jaman, Gapura, KIB, Almisbat, RPJB, Kornas Jokowi, beserta GK.
Rangkaian kegiatan Musra Indonesia rencananya dimulai di Solo pada 27 Agustus 2022 dan akan dilakukan di 34 kota di 34 provinsi sampai awal Maret 2023.
Menanggapi kegiatan musyawarah tersebut, Tokoh Aktivis 98 Muhammad Ikhyar Velayati Harahap mengatakan kegiatan tersebut mubazir dan kontra produktif bagi Presiden Jokowi
“Acara ini harusnya bernama Musyawarah Relawan Jokowi, bukan musyawarah rakyat. Kalau musyawarah rakyat seharusnya penyelenggara dan peserta yang diundang dan datang adalah tokoh masyarakat dari berbagai bidang yang kompeten, objektif, independen dan selama ini bergerak dan berinteraksi dengan masyarakat akar rumput, seperti tokoh agama, tokoh perempuan, majlis ta’lim, simpul mahasiswa, tokoh adat, akademisi dan lainnya. Mereka inilah yang selama ini merekam aspirasi rakyat bawah serta yang dipercaya oleh rakyat. Jika bukan mereka pènyelenggara dan fasilitatornya maka kegiatan ini mubazir dari segi waktu, dana dan hasilnya kontraproduktif bagi Presiden Jokowi”, kata Ikhyaŕ di Medan, Rabu (29/6/2022)
Ikhyar melanjutkan alasan kenapa kegiatan tersebut mubaźir.
“Pertama alasannya 14 ormas relawan Jokowi tersebut tidàk mengakar di masyarakat, tidak pernah berinteraksi dengan masyarakat bahkan tidak di kenal oleh masyarakat luas”, jelas Ikhyar.
Menurutnya relawan selama ini ormas relawan Jokowi paskah pilres 2019 justru berjarak dengan masyarakàt.
“Jadi bagaimana mungkin mereka mampu menyerap aspirasi masyarakat jika relawan Jokowi selama ini justru berjarak dengan rakyat, khususnya umat Islam pendukung Jokowi yang tersebar dan terkonsentrasi di majlis ta’lim dan pengajian”, tegasnya.
” Dinamika dan kimiawi politik pilpres 2024 berbeda dengan pilpres sebelumnya. Rakyat saat ini lebih percaya dengan tokoh dan simpul yang intens bergerak dan berinteraksi dengan akar rumput di bawah seperti akademisi di kampus, tokoh agama di mesjid mesjid atau rùmah ibadah agama lainnya, ketua majlis ta’lim, pelaku UMKM, simpul komunitas dan lainnýa, bukan orang orang yang selama ini bergerak di awang awang dan dan memposisikan ďiri sebagai menara gading”, tuturnya.
Ikhyar menambahķan justru saat ini relawan Jokowi tidak dipercaya oleh rakyat karena tidak pernah turun ke bawah, hadir ke bawah hanya saat ada momentum politik.
“Saya memaklumi kebutuhan Jokowi merekam dan mengakomodir aspirasi rakyat saat ini sebagai dasar untuk menyusun program dan strategi agar suksesi kepemimpinan nasional berjalan lancar dan terjadi kesinambungan pembangunan yang menguntungkan rakyat. Oleh karena itu Presiden Jokowi harus cermat mencari penyelenggara musyawarah rakyat ini haruslah benar benar tokoh ýang dipercaya oleh rakyat bawah”, ucap ikhyar yang akrab disapa Bung Kesper.
“Tentu Presiden Jokowi tidak ìngin kegiatan ini bernama musyawarah rakyat tetapi sebenarnya malah sosialisasi capres pesanan”, sindir Ikhyar.
Penulis: Zultaufik
Editor: Cut Riri