“Oleh karena itu, hasil pendataan yang berkualitas dan bermanfaat menjadi harga mati. Untuk mencapai kualitas dan kebermanfaatan data yang diharapkan, BPS telah melakukan sejumlah langkah pembaharuan. Pertama, ST 2023 dirancang untuk menjawab kebutuhan data di level nasional maupun level global dengan mengacu kepada program FAO bernama World Programme for the Census of Agriculture (WCA) 2020,” tuturnya.
Selanjutnya dikatakan Minda, pelaksanaan ST 2023 diharapkan mampu memberikan gambaran komprehensif terkait kondisi pertanian di Indonesia sampai wilayah terkecil. Data hasil ST 2023 juga digunakan sebagai kerangka sampel survei pertanian dan sebagai benchmark statistik pertanian yang ada saat ini. Dan yang terpenting, data ST 2023 diharapkan mampu menjadi rujukan dalam penyusunan kebijakan strategis sektor pertanian sehingga meningkatkan kualitas desain kebijakan yang diformulasikan.
“Dalam pelaksanaan ST 2023 ini, saya minta seluruh jajaran BPS memberikan kontribusi maksimal dalam suksesnya pelaksanaan ST 2023. Kegiatan ini bukan hanya milik Tim ST 2023 atau milik Tim Statistik Produksi. ST 2023 adalah milik kita semua. Hilangkan segala bentuk sekat dan ego. ST 2023 adalah kegiatan superpriotas BPS setelah Regsosek. Mari belajar dari Regsosek. Hal-hal yang baik kita sempurnakan, sedangkan yang masih kurang kita perbaiki,” katanya.