Lubuk Pakam, kedannews.co.id – Bupati Deli Serdang, Asri Ludin Tambunan, turun langsung berdialog dengan para pejuang kuliner, baik pengusaha maupun Pedagang Kaki Lima (PKL), di Baba Kuphie, Kecamatan Lubuk Pakam, Jumat (5/9/2025). Pertemuan ini membahas penataan Jalan Sutomo dan Jalan Diponegoro yang sedang difokuskan pemerintah daerah.
Asri Ludin Tambunan menegaskan, penataan tersebut tidak hanya soal lalu lintas, tetapi juga untuk menjadikan Jalan Diponegoro sebagai barometer kuliner di Deli Serdang. “Sebenarnya Jalan Diponegoro ini sudah baik, hanya saja bagaimana kita bisa menaikkan kelasnya agar lebih baik lagi. Di banyak kota besar, tempat kuliner selalu jadi magnet. Saya ingin Jalan Diponegoro menjadi barometer kuliner di Deli Serdang,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga menyerahkan Nomor Induk Berusaha (NIB) secara simbolis kepada para pedagang. Ia menekankan bahwa seluruh PKL akan ditata dengan konsep seragam tanpa ada lagi pungutan liar. “Dari 70 tenda yang sudah didata, semuanya akan ditata dengan konsep yang sama. Tidak boleh lagi ada pungutan liar, semua pengelolaan akan jelas,” tegasnya.
Asri menambahkan, pemerintah akan terus berdialog dengan para pelaku usaha agar penataan berjalan dengan baik. “Kuncinya adalah kebersamaan. Kalau semua kompak, saya yakin Jalan Diponegoro bisa menjadi pusat kuliner yang membanggakan Deli Serdang,” kata Bupati.
Pertemuan ini merupakan kali kedua dengan para pejuang kuliner setelah sebelumnya dilakukan di kantor camat. Hadir dalam kegiatan tersebut Forkopimcam, Satlantas Polresta Deli Serdang, Dinas Perhubungan, serta Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah.
Para pedagang kuliner juga menyampaikan aspirasi mereka. Bimo Tri, pemilik usaha piscok, meminta adanya kepastian hukum agar pedagang tidak lagi menjadi sasaran pungutan liar. “Kami mendukung program penataan ini, tapi kami ingin legal standing yang jelas. Jangan sampai ada lagi pihak-pihak yang mengatasnamakan pejabat atau instansi untuk menarik pungutan dari pedagang,” ujarnya.
Sam, pemilik usaha Uncle Sam, menilai ide menjadikan Jalan Diponegoro sebagai ikon kuliner sangat bagus, namun perlu dukungan fasilitas tambahan. “Kita semua setuju kalau jalan ini dijadikan ikon kuliner. Tapi harus ada kantong parkir, harus rapi. Kalau sudah bagus, kami pun siap menjaganya,” katanya.
Sementara itu, Ian, pemilik usaha ricebowl, menyoroti kebijakan jalur satu arah yang dinilai berdampak pada penjualan, terutama bagi mahasiswa dan pekerja malam. “Kami minta pemerintah mengevaluasi kebijakan ini dan melihat kembali waktu yang tepat untuk diberlakukannya jalur satu arah,” keluhnya.
Ardi, pemilik usaha Bebek Goreng Mak Minah, berharap rencana car free day di Jalan Diponegoro tidak mengganggu distribusi makanan. “Kami minta pemerintah juga memperhatikan akses bagi ojek online (ojol) agar pengantaran makanan tetap lancar,” pungkasnya.