Di balik kisah cinta Aidan dan Lila, ada sahabat setia bernama Raka. Sejak kecil, Raka selalu ada di sisi Aidan, menyemangati dan mendukungnya tanpa henti.
Ketika Aidan kehilangan Lila, Raka datang dengan sebuah pelukan hangat.
“Aidan, aku tahu sakitmu. Tapi kau harus ingat, Lila ingin kau terus melangkah maju. Jangan biarkan kehilangan ini menghancurkanmu.”
Aidan mengangguk pelan, matanya masih merah.
“Aku takut, Rak. Aku takut kehilangan semua harapan.”
Raka tersenyum,
“Harapan itu ada selama kau masih bernapas. Aku akan selalu ada untukmu.”
Membangun Kembali Hidup
Aidan mulai mengumpulkan kembali kepingan-kepingan hidupnya yang hancur. Setiap pagi, ia berjalan ke taman, duduk di bangku favorit mereka, dan berbicara pada angin seolah Lila mendengarnya.
“Lila, aku akan buat dunia ini lebih baik, untukmu dan untuk kita.”
Di yayasan sosialnya, Aidan bertemu banyak orang dengan kisah sedih mereka sendiri. Dari sana, ia belajar bahwa setiap luka bisa menjadi kekuatan, dan cinta sejati adalah cinta yang menginspirasi.
Suatu hari, saat membersihkan kamar, Aidan menemukan kembali kotak surat yang dulu pernah ia kirim ke Lila. Ia membuka satu per satu, membacanya dengan suara lirih.
“Aku ingat saat menulis surat ini, harapanku sederhana: semoga kau tahu bahwa aku selalu ada.”