Melihat krisis karakter yang ada di Indonesia kini sudah menjadi kritis. Tentu saja perbaikan sumber daya manusia ini menjadi sangat penting jika ingin mengubah sistem yang ada di Indonesia agar dapat terbebas dari masalah kebangsaan yang itu-itu saja dan yang sampai sekarang tak kunjung ditemukan solusinya. Dalam proses perwujudan pendidikan karakter itu sendiri, pihak lembaga formal dan informal lah yang memiliki tugas dalam membentuk generasi muda.
Pembentukan karakter bukanlah proses menghafal soal ujian dan teknik menjawab. Pembentukan karakter membutuhkan kebiasaan berbuat baik. Biasakan jujur, malu curang, malu malas, malu mencemari lingkungan. Kepribadian bukanlah sesuatu yang dibentuk dengan cepat, dan membutuhkan latihan yang serius dan tepat untuk mencapai bentuk dan kekuatan yang ideal.
Di sini kita dapat memahami mengapa ada kesenjangan antara praktik mengajar dan kepribadian siswa. Dapat dikatakan bahwa dunia pendidikan di Indonesia saat ini sedang menghadapi masa yang sangat sulit. Pengeluaran anggaran pendidikan yang sangat besar yang mengiringi berbagai program revolusi tampaknya tidak mampu menghasilkan peserta didik yang terbaik, loyal, berkomitmen dan profesional sebagaimana yang tertuang dalam tujuan pendidikan negara.
Guru adalah orang yang paling dekat dengan siswa ketika dia berada di sekolah. Guru adalah orang yang berperan penting dalam membentuk karakter siswa, tidak hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai pembentuk karakter. Sebagai seorang pendidik karakter, tentunya guru juga harus memiliki karakter yang baik.
Pendidikan formal yang ditujukan untuk pembentukan karakter bangsa secara sistematis tidak memberikan hasil yang optimal dalam pengembangan karakter peserta didik. Hal ini diduga karena dunia pendidikan selama ini lebih menekankan pada pencapaian kemampuan akademik daripada perolehan kemampuan karakteristik.sebagai pengembangan moral yang sistematis maka proposal pendidikan karakter yang dimutakhirkan secara komprehensif memerlukan dukungan berbagai pemangku kepentingan untuk mencapai hasil peserta didik yang cerdas dan berkompeten secara moral. proposisi ini menyerukan pendidikan formal sebagai karir pembangunan karakter dan melakukan upaya kreatif untuk mengubah pembelajaran tradisional menjadi pembelajaran inovatif. Pendidikan karakter yang menggunakan model pembelajaran tradisional hanya mengajarkan pendidikan moral melalui buku pelajaran dan tidak mempersiapkan siswa untuk menghadapi kehidupan yang kontradiktif.












