Nah, kalau sudah seperti itu faktanya marilah kita rakyat Indonesia ini untuk menjadi pemilih cerdas .
Maka rakyat di tataran bawah, baik kader dan simpatisan suatu partai, ataupun rakyat biasa yang tak terafiliasi kepada salah satu partai, jangan mau terpolarisasi dengan sangat keras hanya karena beda pilihan calon pemimpin.
Toh kita sudah tau, calon pemimpin yang muncul saat ini adalah putra putri terbaik, yang rekam jejaknya sudah sama-sama bisa dilihat.
Beda pilihan itu adalah hal yang lumrah, sebab hal itu terkait dengan rasa dan selera. Sebagai kader atau simpatisan partai, boleh-boleh saja punya militansi. Sebagai loyalis tokoh capres, sah-sah saja. Tetapi sekali lagi ingatlah, politik itu adalah kepentingan dan jangan mau oleh karenanya, kita sebagai rakyat dipecah-belah, terpolarisasi bahkan sampai bermusuhan saling intip dan menjatuhkan.
Jangan mau menjadi buzzer, kadrun, cebong atau istilah lain untuk mempolarisasikan kita. Tetapi jadikanlah diri kita sebagai rakyat pengusung Persatuan Indonesia.*