Dialah, Rere Regina gadis asal Ciamis berusia sembilan tahun, yang lahir normal layaknya anak lain, namun pada saat usianya menginjak tiga tahun, ia mendadak kehilangan indera penglihatannya.
Ayah Rere berprofesi sebagai seorang anggota Satuan Pengamanan (Satpam), di salah satu rumah sakit umum daerah Ciamis. Seluruh harta benda telah direlakan sampai harus mengambil beberapa pinjaman uang demi kesembuhan Rere. Segala pengobatan telah ditempuh oleh keluarga. Namun, tetap tidak membuahkan hasil dan secara medis pun tidak ditemukan suatu penyakit.
Dengan semangat dan keceriaan Rere, ia mengajak orang tuanya untuk tidak terus terpuruk dengan keadaan. Walau dengan kekurangan Rere mampu membangkitkan semangat keluarganya, menunjukkan bahwa ia juga memiliki kemampuan sama seperti anak normal lainnya. Ia hobi bernyanyi dan didukung penuh keluarga, dengan mengikuti beberapa perlombaan menyanyi. Rere pun juga mempunyai cita-cita ingin menjadi seorang guru.
Pada acara malam tradisi yang diselenggarakan di Setukpa Polri, Rere tampil membawakan lagu sendiri yang berjudul ‘Terang Dalam Hidupku’ bertemakan ungkapan terima kasih seorang anak dan rasa cinta yang begitu besar kepada orang tuanya berdasarkan kisah hidupnya.
Kasetukpa memberikan kata sambutannya yang bermakna bagi setiap manusia, “Jika hati berniat baik, maka Allah akan pertemukan kita dengan hal-hal yang baik dan kesempatan untuk berbuat baik, Allah menitipkan kelebihan disetiap kekurangan, adakalanya fisik tidak hanya menjadi suatu ukuran untuk menggapai cita-cita dan impian, karena terkadang kesulitan mengantarkan kita pda hasil yang lebih baik daripada yang kita harapkan. Dan ketukan hati nurani tidak ada didalam buku”.