Batu Bara, kedannews.com – Puluhan masyarakat hadang Kereta Api yang ingin melintas dari stasiun Bandar Tinggi ke stasiun Lalang. Pasalnya penyetopan yang dilakukan masyarakat merupakan bentuk protes warga yang belum belum diganti rugi oleh Balai Teknik perkeretaapian yang ada di desa lalang, Jumat (3/12/2022).
Mereka terkena dampak negatif dari pembangunan jalur rel kereta api Bandar Tinggi Kuala Tanjung, yang belum menyelesaikan Permasalahan terhadap Masyarakat Desa Lalang.
Menurut keterangan dari salah satu warga, terdampak dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) Dan Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) di desa Lalang. Bahwa PT KAI belum melakukan Ganti rugi kepada masyarakat ada 20 rumah yang belum dilakukan ganti rugi oleh pihak PT KAI.
“Kami selalu mendukung dan sangat mendukung semua Program Pemerintah yang akan dilaksanakan di kampung kami, tetapi Pembangunan itu jangan membuat kehidupan Ekonomi, Kesejahteraan, Kenyamanan, Keselamatan Masyarakat menjadi tidak baik (Terganggu) kami juga harus membelah hak kami yang belum diselesaikan oleh pihak Pihak Balai Teknik Perkeretaapian. Ada 20 rumah warga yang belum diselesaikan oleh Balai Teknik Perkeretaapian dan kami hanya meminta hak kami,” Jelas Azmy warga lalang
Adapun Dampak yang ditimbulkan sejak Pembangunan Jalur Rel PT. KAI dari tahun akhir 2013 hingga saat ini berdampak.
- Membuat Ekonomi Masyarakat Hancur
- Fisik Bangunan Masyarakat Rusak
- Perlintasan Semakin Sulit Untuk menempuh jl.Access Road Inalum disebabkan Pembangunan Rel terlampau Tinggi.