Medan, kedannews.co.id – Menjelang Konfercab DPC PDIP Medan, suasana internal partai mulai memanas. Kader militan PDIP, Saman Kanu, pada Rabu (25/6/2025) di Jalan Zainul Arifin Medan melontarkan kritik tajam terhadap sinyalemen yang menyebut Wong Chun Sen dipastikan 1.000 persen bakal terpilih sebagai Ketua DPC PDIP Medan periode 2025–2030.
Menurut Saman, pernyataan tersebut bukan hanya ambisi yang berlebihan, tetapi juga merupakan upaya membentuk opini untuk menggiring PAC agar memberikan dukungan kepada Wong Chun Sen. “Padahal fakta di lapangan, mayoritas kader akar rumput maupun pengurus PAC tidak menginginkan dia,” ujar Saman kepada wartawan.
Ia juga menuding bahwa pola yang dipakai Wong Chun Sen sama seperti ketika dia ditunjuk sebagai Ketua DPRD Medan oleh DPP. “Waktu itu seharusnya jabatan Ketua DPRD diberikan kepada Roby Barus sesuai kriteria dari DPP,” tambahnya.
Lebih jauh, Saman menegaskan bahwa banyak kader keberatan dengan opini yang seolah memastikan jabatan Ketua DPC sudah ‘dikunci’ oleh Wong Chun Sen. Untuk menindaklanjuti keresahan ini, mereka akan membentuk tim pencari fakta yang akan mengungkap kandidat ketua DPC yang benar-benar berangkat dari aspirasi kader dan PAC.
Membongkar Jejak Lama: Jas Merah
Saman mengutip pesan Bung Karno, “Jas Merah, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah”, sembari mengingatkan bahwa Wong Chun Sen bukanlah kader tulen PDIP. “Ia adalah politisi pindahan dari PKPI, bukan hasil perjuangan dari bawah,” ungkapnya.
Ia pun mengungkap, saat Wong Chun Sen menjadi caleg PDIP pada Pemilu 2014, statusnya masih tercatat sebagai Bendahara DPD PKPI Sumatera Utara. Bahkan saat ia terpilih sebagai anggota DPRD Kota Medan 2014–2019, sempat terancam gagal dilantik.
Hal ini ditandai dengan adanya surat resmi dari DPC PDIP Kota Medan kepada DPP PDIP tertanggal 6 Agustus 2014, dengan nomor: 754/IN/DPC-26.25-A/VIII/2014 perihal peninjauan penetapan caleg DPRD Kota Medan atas nama Wong Chun Sen. Surat itu ditandatangani langsung oleh Ketua DPC PDIP Kota Medan saat itu.
“Link berita dan suratnya masih bisa ditelusuri di jejak digital. Silakan cek di Google,” tegas Saman Kanu menutup keterangannya.