Berita Utama & HeadlineEkonomi & BisnisPolitik & Pemerintahan

APBD Mengendap di Bank Rp35,4 Triliun, Gubernur Sumut Minta Kabupaten/Kota Kebut Serapan Anggaran Daerah

1
×

APBD Mengendap di Bank Rp35,4 Triliun, Gubernur Sumut Minta Kabupaten/Kota Kebut Serapan Anggaran Daerah

Sebarkan artikel ini
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi memimpin Rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumatera Utara bersama Forkopimda Sumut, Kepala Daerah Bupati/ Walikota se - Sumatera Utara dan Forkopimda Kabupaten/ Kota se - Sumatera Utara di Aula Tengku Rizal Nurdin Rumah Dinas Gubernur Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Kamis (25/8). (DISKOMINFO SUMUT)

Medan, kedannews.comGubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi meminta seluruh Bupati/Walikota se-Sumut untuk segera mempercepat serapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2022. Karena per 3 Agustus 2022, total dana APBD mengendap di bank sebesar Rp35,4 triliun, terdiri dari APBD kabupaten/kota Rp28 triliun dan provinsi Rp7,4 triliun.

“Saya minta ini segera dipercepat. Untuk apa dana itu diendapkan di bank. Tolong dipercepat serapannya, agar inflasi di Sumut ini terus terkendali,” ucap Gubernur Edy Rahmayadi saat membuka Rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) bersama Forkopimda dan Bupati/Walikota se-Sumut, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Jenderal  Sudirman Nomor 41 Medan, Kamis (25/8).

Hadir di antaranya, Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut Doddy Zulverdi, Kajati Sumut Idianto, Plt Kepala Kanwil DJPb Provinsi Sumut Heru Pudyo Nugroho, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut Arief Sudarto Trinugroho, serta Bupati dan Walikota se-Sumut.

Edy Rahmayadi menyampaikan, pada Juli 2022, secara tahunan tekanan inflasi Sumut meningkat sebesar 5,62%, lebih tinggi dari Inflasi nasional sebesar 4,94%. Inflasi bulan Juli terjadi karena peningkatan harga cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan juga angkutan udara. 

Adapun penyebab kenaikan harga cabai dan bawang merah, karena terjadinya penurunan produksi dari dalam maupun luar, akibat anomali cuaca, kenaikan harga pupuk dan sebagian cabai merah terdistribusi ke luar Sumut akibat adanya disparitas harga.

“Apabila pada lima bulan ke depan kita tidak bisa menurunkan inflasi pada sasaran target Inflasi, maka ini menjadi ancaman serius bagi perekonomian Sumut,” ungkap Edy Rahmayadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *