Cerita & HiburanCerita Sedih / Haru

Cerita Sedih: Harapan di Ujung Senja

6
×

Cerita Sedih: Harapan di Ujung Senja

Sebarkan artikel ini
Sepasang kekasih berdiri di tepi desa saat matahari terbenam. Wajah mereka mengekspresikan harapan dan kerinduan, di tengah latar belakang rumah-rumah sederhana dan pepohonan hijau. (Dokumen kedannews.co.id).

Awal Pertemuan dan Cinta yang Tumbuh

Di sebuah kampung kecil yang terletak di kaki bukit, di mana udara selalu membawa aroma tanah basah dan suara alam yang damai, hiduplah seorang pemuda bernama Arga. Rumahnya sederhana, berdinding kayu dengan lantai papan yang berderit saat diinjak. Ayahnya seorang petani yang gigih, dan ibunya seorang penjahit yang lembut. Meski hidup dalam keterbatasan, keluarga itu penuh kehangatan dan kasih sayang.

Arga sendiri adalah sosok yang ceria dan penuh semangat. Sejak kecil, ia belajar untuk mandiri dan bekerja keras membantu orang tuanya. Ia tidak punya banyak mainan atau barang mewah, tapi ia punya mimpi besar dan hati yang tulus. Setiap hari ia berjalan kaki ke sekolah desa yang hanya berjarak beberapa kilometer.

Di sekolah itu, Arga bertemu dengan Lila. Lila adalah anak satu-satunya dari keluarga kaya raya di kampung mereka. Ayahnya seorang pengusaha besar, dan ibunya dikenal sebagai sosok perempuan anggun yang selalu menjaga nama baik keluarga. Rumah mereka berdiri megah dengan tembok tinggi dan halaman luas penuh bunga warna-warni.

Lila memiliki wajah cantik alami dengan mata besar yang selalu bersinar penuh rasa ingin tahu. Meski hidup dalam kemewahan, ia bukan anak yang sombong. Ia sering terlihat duduk sendiri di bawah pohon mangga besar dekat sekolah, membaca buku dengan serius.

Suatu hari, saat hujan gerimis mulai turun, Arga yang lupa membawa payung terpaksa berteduh di bawah pohon tempat Lila duduk. Melihat Arga basah kuyup, tanpa ragu Lila memberikan payungnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *