Oleh: Khairunnisa
Hayat semakin tua, ingat suara dan pergerakan HMI sejatinya hanya untuk darah perjuangan. Segala puji hanya bagi Allah SWT, yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang, atas segala limpahan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tulisan sederhana ini. Semoga dapat bermanfaat. Begitupun HMI yang selalu terus memberikan manfaat bagi Republik Indonesia.
Alhamdulillah kita masih diberikan kenikmatan yang mengalir seiring aliran darah dalam hati dan raga. Selawat dan salam tak lupa juga kita hadiahkan kepada Baginda Rasulullah SAW. junjungan serta panutan kita semua, atas segala ikhtiar beliau dalam memperjuangkan tegaknya kebenaran di muka bumi ini, sehingga kita bisa merasakan kenikmatan dalam berbagai kemajuan zaman seperti sekarang. Begitupun dengan HMI yang harus hidup dan menyinari di setiap zaman.
Coretan ini hanya bentuk komunikasi antara penulis dengan lingkungan sekitarnya. Membuat sebuah tulisan memang tidak semudah berbicara, karena untuk menulis dibutuhkan sebuah pemikiran dengan cara berkontemplasi. Maka demikian penulis menyadari bahwa tulisan sederhana ini jauh dari kata sempurna yang perlu kritikan, saran, masukan yang membangun agar tulisan ini mampu lebih baik lagi. Begitupun dengan HMI agar lebih maju, mendengarkan masukan dan saran adalah caranya.
Sebagai organisasi yang lahir, tumbuh dan berkembang di Indonesia HMI selalu menjunjung prinsip pengelolaan organisasi secara profesional. Tanpa pengelolaan yang profesional, HMI tidak akan mampu mengarahkan dan menumbuhkan jiwa perjuangan pada kader-kadernya. Hal ini jugalah yang membuat himpunan ini bertahan sampai sekarang dan mampu bersaing secara global.
Untuk mewujudkan segala peran dan tanggung jawab seorang mahasiswa dibutuhkan sebuah wadah pengembangan diri, wadah itu adalah organisasi. Untuk mencapai identitas sebagai kader HMI bukan sebuah hal yang mudah. Dibutuhkan kemauan, tekad, kesadaran dan rasa ingin belajar dalam menyelesaikan training kader yang sudah ditetapkan.
Sejak didirikan oleh Ayahanda Prof. Lafran pane beserta kawan–kawan pada tahun 1947, HMI menetapkan tujuan atas dua pemikiran yaitu keislaman dan keindonesiaan. Islam adalah ruh dan Keindonesiaan adalah tubuh dimana keduanya tidak dapat dipisahkan. Islam adalah ajaran secara universal yang menuntun manusia agar hidup sesuai fitrahnya demi mencapai keselamatan dan ridho Allah SWT, sedangkan Indonesia adalah proyek hidup untuk menuju kemerdekaan dan kesejahteraan.
Tepat pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H atau bertepatan pada tanggal 05 februari 1947 M Himpunan ini didirikan. Sudah Tujuh puluh enam tahun usia Himpunan Mahasiswa Islam ini berada, himpunan yang selalu mengabdi kepada negeri demi menjaga keutuhan NKRI. Saat ini, HMI usianya tidak muda lagi. Bisa saja semangatnya telah ditelan usia karena dihadapi problematika yang sering kita melihat hilangnya pendengaran, buram penglihatan, bahkan tak punya kekuatan untuk berjalan dan melawan para pengkhianat kebenaran.