Mulya Koto menyayangkan dalam insiden yang menewaskan satu orang tersebut, tidak ada kepedulian dari dinas terkait kepada para korban.
“Ironisnya, tidak ada satupun orang dari Dinas Pertamanan dan Kebersihan sedikitpun tidak ada peduli kepada korban akibat dari lampu jalan tersebut,” ungkap Mulya Koto.
Dalam kesempatan tersebut, Mulya Koto berterima kasih kepada Wali Kota Medan dan juga DPRD Kota Medan atas sambutan dan mengharapkan titik terang dari persoalan tersebut.
“Kami berterima kasih kepada Bapak Wali Kota Medan dan juga DPRD Kota Medan atas sambutan yang luar biasa dan bisa dipastikan pada Senin mendatang kami akan mendapatkan titik terang. Kemungkinan Wali Kota Medan tidak mengetahui permasalahan ini, semoga Wali Kota Medan bisa menjadi pahlawan bagi keluarga korban yang meninggal dunia dan luka-luka yang diduga akibat kelalaian Dinas Kebersihan dan Pertamanan,” harap Mulya Koto.
Mulya Koto juga mengaku sudah melaporkan insiden ini kepada Polsek Percut Sei Tuan dan meminta segera mengusut dan menetapkan tersangka.
“Kita juga sudah melaporkan kejadian ini ke Polsek Percut Sei Tuan, kami akan menggeruduk Polsek Percut Sei Tuan untuk meminta Bapak Kapolrestabes Medan copot Kapolsek Percut Sei Tuan karena tidak mampu menentukan pelaku insiden tersebut,” tegas Mulya Koto mengakhiri.
Ratna Dewi, korban luka-luka yang ikut dalam aksi damai kepada wartawan mengungkapkan kondisi akibat insiden tersebut.
“Kepala saya dijahit, tulang saya patah dan kuping saya berdengung,” ungkap Ratna.
Ia juga menyayangkan tidak ada bantuan ataupun perhatian dari dinas terkait.
“Tidak ada sama sekali, permintaan maaf pun tidak ada sampai sekarang. Saya berharap ada empati dan bantuan dari Bapak Wali Kota,” harap Ratna.