[yotuwp type=”videos” id=”I7-PFo_Lxoo” ]
Medan, kedannews.com – Sekelompok warga menyerang pekerja bangunan ketika ingin menurunkan material di lokasi lahan Jalan Platina IV Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli, Senin (1/11/2021) lalu. Jumlah warga yang lebih banyak dari pekerja bangunan menyebabkan bentrok tak dapat terelakkan.
Penyerangan tersebut dipicu karena warga menolak pekerja bangunan melakukan aktivitas pekerjaan, dengan alasan lahan tersebut masih dalam sengketa pengadilan.
Mengetahui terjadi keributan tersebut, petugas Kepolisian Polres Belawan langsung turun ke TKP, guna mengamankan lokasi. Polisi berusaha menenangkan warga yang sudah terlihat emosi, meski dari beberapa pekerja ada yang terluka.
Korban adalah Engganda Tarigan, yang sempat dilarikan ke klinik terdekat karena mengalami luka dibagian kepala. Akibatnya, kepala korban terpaksa dijahit eman jahitan. Saat itu juga korban membuat laporan polisi ke Polda Sumut dengan no laporan STT No LP/1687/XI/2021/SPKT/ POLDA SUMUT .
“Cepat kali gerak mereka. Main lempar broti dan batu. Kami yang tak tau apa- apa bingung lah, aku saat berusaha berlindung malah kena pukul mereka. Ditarik baju ku terus beberapa dari mereka menghantam ku. Ya kepala ku bocor, badan ku habis kena pukul broti. Untung polisi cepat datang, aku terus dilarikan ke klinik terdekat. Setelah itu baru buat laporan polisi ke Polda aku, saksi dari kami dipanggil. Tapi sampai saat ini belum ada kabar dari pihak kepolisian. Kata mereka aku disuruh tunggu,” jelas Tarigan pada wartawan, Selasa (22/12).
Tarigan berharap polisi bertindak tegas dan tidak berpihak dalam mengusut kasus ini.
“Saya berharap polisi tidak berpihak dalam menangani kasus ini, kami cuma datang untuk bekerja tak lain. Semoga laporan saya ditanggapi pihak kepolisian dengan cepat,” tambah Tarigan.
“Kami datang mau kerja berdasarkan IMB yang dikeluarkan pemerintah kota. Kami hanya menyelesaikan pekerjaan membuat pagar di lahan tersebut,” jelas E Romulo Naibaho, selaku kuasa hukum pemilik tanah yang sah Wijako.
Para pekerja mengaku berusaha bertahan dan tidak membalas serangan, namun serangan semakin brutal dan hujan batu dan balok pun tidak terhindarkan. Bahkan pekerja terluka dibagian kepala akibat batu yang mendarat di kepalanya dan ada juga yang cedera di bagian kaki dan tangan.

Salah satu pekerja bangunan Sihotang menceritakan kronologi kejadian tersebut, berawal ketika warga menyerbu para pekerja bangunan saat melakukan muat barang material bangunan. Disinilah kisruh antara masyarakat dan pekerja bangunan mulai memuncak, saat warga datang menyerbu dengan hujan batu dan broti.
“Begitu kami hampir selesai muat mereka datang dengan jumlah yang banyak. Awalnya mereka datang memaki dengan bahasa kasar sembari melempar kami dengan broti kami diam tak menggubris dan terus bekerja menurunkan material. Tapi begitu hujan batu kami terpaksa sembunyi di balik truk, jelas kami bingung mau buat apa. Saat itu lah beberapa dari mereka menyerang kami. Sembari berusaha dan sempat terjadi bentrok kami bertuah kabur dan menyelamatkan diri. Untung polisi cepat datang kalau tidak nyawa kami terancam. Aku nggak tau kalau gini jadinya, tau nya aku ditawari kerja bangunan dengan kawan,” terang Sihotang.
Sementara itu, dari hasil investigasi wartawan di areal lahan tersebut, warga yang mengaku ketua dari salah satu ormas yang ikut dalam peristiwa tersebut mengatakan mereka tak terima kedatangan para pekerja di lahan mereka.
“Mereka datang ke kampung orang main bangun saja di tanah kami ini, siapa yang tak emosi. Orang itu datang kami tampunglah, ada polisi datang ke TKP. Dari pihak mereka yang ditangkap polisi, kami juga punya surat yang sah,” ujarnya.
Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Rudy Sahputra saat dikonfirmasi wartawan mengatakan bahwa kasus ini masih dalam proses hukum.
“Atas laporan warga ada enam pekerja bangunan yang diamankan. Polisi masih terus proses kasus ini,” ujar Rudi.
Penulis: Zultaufik Nasution
Editor: Mery Ismail, S.Sos