MEDAN, kedannews.co.id – Dunia pers di Sumatera Utara kembali berduka. Seorang jurnalis media online, Nico Saragih (38), ditemukan dalam kondisi luka parah di kamar mandi indekos di Medan, pada Jumat (5/9/2025). Meski sempat dilarikan ke RS Advent Medan, nyawanya tidak dapat tertolong.
Korban didapati mengalami luka di beberapa bagian tubuh seperti kepala, dagu, dan tangan. Dugaan sementara mengarah pada adanya tindak kekerasan. Hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Kesaksian Saksi Mata
Salah seorang saksi, Harisman Gulo, pekerja depot air yang berada satu gedung dengan lokasi kejadian, menceritakan bahwa ia mendapat kabar dari pemilik kos mengenai kondisi korban. Menurut keterangan pemilik kos, pacar korban bernama Ica sempat menghubunginya pada pukul tujuh pagi karena heran korban tidak juga bangun.
“Sekitar jam tujuh lewat, Ica menelpon ibu kos dan bertanya kenapa bang Nico belum bangun. Ibu kos bilang mungkin masih tidur. Lalu jam delapan, Ica menelpon lagi dan minta tolong agar korban diangkatkan ke kasur dari kamar mandi,” jelas Harisman saat ditemui di sekitar lokasi kejadian pada Sabtu (6/9/2025).
Harisman mengisahkan, saat ia bersama dua rekannya mendatangi kamar korban, mereka menemukan Ica sudah menangis di dalam kamar sambil memeluk kaki korban.
“Saya lihat korban sudah terbaring di kamar mandi, dengan posisi badan hingga kepala di dalam kamar mandi sementara separuh badannya hingga kaki di dalam kamar, hanya mengenakan celana dalam. Ada darah di bagian kening dan dagu. Ica meminta agar korban diangkat ke kasur, tapi saya tidak berani sendirian karena tubuhnya berat dan kondisinya sudah penuh luka,” ujarnya.
Setelah memanggil pemilik kos dan rekan lainnya, barulah korban berhasil dipindahkan ke kasur. Mereka sempat memakaikan celana kepada korban. “Sekitar pukul sembilan pagi, korban kami bawa ke Bidan Eka. kondisi korban, dia kejang-kejang, mengorok, dan matanya merah,” tambah Harisman.
Polisi Masih Selidiki
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Medan Baru, Iptu PM Tambunan, menegaskan bahwa kasus ini masih dalam proses penyelidikan.
“Jenazah sempat dibawa ke RS Bhayangkara Medan, namun keluarga menolak untuk dilakukan otopsi. Pihak keluarga kemudian membawa pulang jenazah ke Simalungun pada Sabtu (6/9/2025) sekitar pukul 01.00 WIB,” ujar Tambunan di Polsek Medan Petisah.
Hingga kini, polisi belum dapat menyimpulkan penyebab pasti kematian jurnalis tersebut. Pihak kepolisian masih mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi dan menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut.