Medan, kedannews.com – Pengambilan keputusan mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik pengambilan keputusan untuk diri pribadi maupun suatu organisasi. Karena suatu keputusan yang diambil dan diputuskan oleh setiap personal maupun organisasi merupakan keputusan akhir yang harus dilaksanakan dalam kegiatan tersebut. Yang mana keputusan tersebut telah mempertimbangkan seluruh alternatif yang sangat mempengaruhi untuk semua aspek makanya kesalahan dalam mengambil keputusan dapat berakibat fatal dan menjadi suatu kegagalan.
Pembahasan ini menunjukan beberapa pemahaman pengambilan keputusan menurut para ahli, 3 tipe dalam tahapan-tahapan keputusan dan 8 proses pengambilan keputusan.
Ada beberapa Pemahaman Pengambilan Keputusan menurut para ahli yaitu :
1. Menurut George R Terrymengatakan “Pengambilan Keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku ( kelakuan ) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.
2. Menurut James A F Stoner mengatakan “Pengambilan Keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah”.
3. Menurut Sondang P Siagian mengatakan “Pengambilan Keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat”.
4. Menurut Suharnan ( 2005:194 ) mengatakan “Pembuat Keputusan (Decision Making) ialah proses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan diantara situasi-situasi yang tidak pasti”.
5. Menurut Dermawan ( 2004:1 ) mengatakan “Kehidupan manusia adalah kehidupan yang selalu diisi oleh peristiwa pengambilan keputusan”.
Sedangkan definisi Pengambilan Keputusan secara umum adalah merupakan suatu tindakan yang menentukan hasil dalam memecahkan masalah dengan memilih suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang ada melalui suatu proses mental dan berfikir logis dan juga mempertimbangkan semua pilihan alternatif yang ada mempunyai pengertian negatif ataupun positif.
Berarti Pengambilan Keputusan ialah suatu proses pemecahan masalah dengan mengambil suatu alternatif yang terbaik.
Menurut tahapan-tahapannya Keputusan dibagi menjadi 3 tipe yaitu :
1. Keputusan Terstruktur atau disebut juga Structured Decision ialah keputusan yang berulang-ulang dan rutin yang diperoleh dengan beberapa tahapan yang mudah, sehingga dapat di program.
Keputusan ini terjadi dan dilakukan secara rutinitas serta keputusan yang didapat dengan beberapa tahapan yang tidak sulit setiap waktu sebagai rutinitas.
Seperti contoh halnya suatu kegiatan rutinitas seseorang, kegiatan kerja karyawan setiap harinya, kegiatan ibu rumah tangga pada aktivitas dirumah setiap harinya, kegiatan rutinitas supir bus setiap harinya, itu semua tersusun dengan rutinitas sebagai disebut keputusan terstruktur.
2. Keputusan Setengah Terstruktur atau disebut juga Semi Structured Decision ialah keputusan yang diperoleh dengan beberapa tahapan-tahapan yang harus dicermati yang mana sebagian dapat di program, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur.
Keputusan dengan tipe ini selalu bersifat rumit dan sulit serta dibutuhkan kajian-kajian serta analisis yang harus terperinci.
Contohnya pada direktur yang akan memutuskan pada posisi beberapa manager yang akan diposisikan ditempat yang sesuai dengan kemampuan agar efektif dan efisien.
3. Keputusan Tidak Terstruktur atau disebut juga Unstructured Decision ialah keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi.
Keputusan yang diambil melalui kajian-kajian, evaluasi serta analisi-analisis agar tepat dan benar serta efektif dan efisiensi sebagai tujuan yang optimal.
Ada 8 tahapan proses pengambilan keputusan yaitu :
1. Mengenali suatu masalah.Bermula dengan adanya masalah atau sesuatu yang harus diselesaikan dan diambil keputusannya. Dalam proses ini kita harus mengenali suatu masalah. Bahkan memahami masalah tersebut. Masalah adalah kesenjangan antara keadaan nyata dan keadaan yang tidak nyata.
2. Mengindentifikasi atau Mengenali kriteria keputusan.
Sekiranya kriteria apa yang relavan dalam keputusan sama halnya disebut penyebab masalah. Dalam proses ini kita harus mengenali kriteria keputusan.
Definisi Kriteria yaitu Suatu ukuran yang menjadi dasar penilaian/penetapan sesuatu.
3. Mengalokasikan bobot kriteria.
Pada tahapan ini dari Kriteria Keputusan dialokasikan bobot kriteria untuk memberinya prioritas yang tepat dalam keputusan sebagai besar nilai pengaruh pada masalah.
4. Menyusun Alternatif.
Menyusun daftar sejumlah alternatif sebagai penyelesaian masalah yang dihasilkan dalam kajian dan evaluasi. Setelah menyusun alternatif penyelesaian seluruh alternatif dianalisa agar tepat dan benar hasilnya dengan efektif dan efisien.
5. Menganalisa Alternatif.
Seluruh alternatif yang telah disusun daftarnya dievaluasi kekuatan dan kelemahan pada setiap alternatif sebagai tolak ukur mana yang paling relavan sebagai bentuk penyelesaian. Dengan kerja keras pada penganalisaan dari pilihan-pilihan alternatif untuk mencapai hasil keputusan yang tepat dan benar serta efektif dan efisien. Dengan begitu dari analisa alternatif semuanya harus membentuk pilihan alternatif penyelesaian.
6. Memilih sebuah alternatif.
Memilih alternatif terbaik dari alternatif yang dianalisa dan dievaluasi dari daftar susunan analisa alternatif agar membentuk penyelesaian masalah. Susunan daftar analisa alternatif yang telah dikaji sebagai keputusan yang relavan dan akan di lakukan menguji keefektifan keputusan.
7. Mengimplementasikan keefektifan keputusan.
Membahas upaya untuk menerapkan keputusan tersebut menjadi tindakan setelah alternatif terbaik dipilih. Maka harus mengimplementasikan alternatif yang terbaik sebagai keefektifan keputusan. Untuk membuktikan apakah alternatif terpilih dapat menyelesaikan masalah tersebut, tidak terlepas dari tindakan serta pengontrolan, makanya harus dievaluasi keefektifan keputusan.
8. Mengevaluasi keefektifan keputusan.
Dalam hal melakukan tindakan kefektifan keputusan, semuanya harus dikontrol dan dievaluasi sebagai pengujian penyelesaian keputusan secara tepat dan benar serta efektif dan efisiensi.
Referensi :
Robbins Coulter (Manajemen) hal 45-49
STIE Bina Karya (Pengantar Manajemen) hal 76-78
Penulis : Aris Harianto, SE., MM