Langkat, kedannews.com – Setelah Viral Walid, kini sosok yang dikenal dengan sebutan Tuan Imam di Kampung Kasih Sayang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, akhirnya mulai terkuak. Berdasarkan berbagai informasi yang berhasil dihimpun pada Selasa (29/4/2025), pria berinisial Hnf diduga telah menikahi 13 perempuan, termasuk gadis-gadis belia, tanpa dokumen sah dari Kantor Urusan Agama (KUA).
Mirisnya, pernikahan yang dilakukan Hnf disebut-sebut tidak sesuai dengan ketentuan syariat Islam dan tidak tercatat secara resmi. Menurut sumber terpercaya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara bahkan telah mengeluarkan imbauan agar Hnf menceraikan istri-istrinya, dan hanya mempertahankan empat orang sesuai dengan Fatwa MUI Nomor 17 Tahun 2013.
Fatwa yang dikeluarkan MUI pada 19 April 2013 itu dengan tegas menyatakan bahwa:
- Haram hukumnya beristri lebih dari empat perempuan dalam waktu bersamaan.
- Pernikahan yang dilakukan dengan istri pertama hingga keempat yang memenuhi syarat dan rukun, tetap sah secara hukum agama.
- Perempuan kelima dan seterusnya tidak berstatus sebagai istri sah, walaupun telah terjadi hubungan suami istri.
- Para istri di luar empat tersebut wajib dipisahkan.
Namun, berdasarkan informasi yang beredar luas, Hnf tidak mengindahkan fatwa tersebut dan tetap mempertahankan belasan istrinya. Hanya satu dari mereka yang diketahui telah resmi bercerai dan meninggalkan kampung.
Tak hanya itu, informasi lain yang beredar menyebutkan, warga luar yang datang ke Kampung Kasih Sayang diminta menyerahkan seluruh harta benda mereka dengan janji akan dijadikan sebagai modal kesejahteraan bersama. Namun, setelah bertahun-tahun menanti, janji itu tak kunjung terealisasi.
“Kami merasa kecewa, tuan imam itu hanya pandai bicara. Tapi faktanya sama sekali tidak ada,” ujar seorang warga yang meminta identitasnya dirahasiakan, saat ditemui wartawan di Medan pada Selasa (29/4/2025).
Sejumlah warga lainnya yang telah keluar dari kampung tersebut bahkan mengungkapkan bahwa mereka kini kesulitan makan, padahal telah menyerahkan seluruh harta yang dimiliki.
“Padahal kami telah menjual harta benda kami untuk kemakmuran kampung ini. Tapi kini, makan pun kami sulit,” ungkap seorang mantan warga.
Tak hanya krisis ekonomi, hampir semua jenis usaha yang dijalankan di kampung itu dikabarkan mengalami kehancuran. Dari peternakan kambing, ayam kampung, hingga budidaya ikan lele — semuanya hancur karena diduga tidak dikelola oleh orang yang ahli.
“Usaha apapun di kampung itu hancur. Ternak kambing, ayam kampung, ternak ikan lele hancur semua,” jelas sumber yang sama.
Lebih lanjut, warga mempertanyakan transparansi keuangan dari dana yang dikumpulkan melalui lembaga keuangan kampung (baitul mal), yang disebut-sebut mencapai ratusan juta rupiah.
“Sampai sekarang tak jelas bagaimana manajemen keuangannya,” tambah warga tersebut.
Sementara itu, kabar terbaru menyebutkan bahwa suasana di dalam Kampung Kasih Sayang semakin memanas. Warga mulai memberontak terhadap kondisi yang mereka anggap tidak adil dan penuh dengan kebohongan. Tak sedikit pula warga yang memilih keluar dari kampung tersebut.
Saat dikonfirmasi terkait isu 13 istri yang menyeruak, ajudan Hnf, Kholik Ritonga, justru balik bertanya kepada wartawan.
“Siapa yang bilang itu, Pak?” kata Kholik saat dihubungi lewat telepon. Ia pun menilai informasi itu belum tentu benar.
“Kalau mau tepat, silakan datang. Nanti kita ketemu,” ujarnya, tanpa membantah secara tegas kabar tersebut.
Namun ketika ditanya hal lain seputar keberadaan dan kondisi kampung, Kholik menolak memberikan keterangan lebih lanjut dan justru mengajak wartawan untuk datang langsung ke lokasi.