Lila menatap ayahnya, air mata mengalir deras. “Ayah, aku memilih Arga bukan karena uang atau status, tapi karena dia mencintaiku dengan tulus.”
Arga maju, suaranya tegas tapi penuh emosi. “Saya datang bukan untuk meminta restu, tapi untuk menunjukkan bahwa saya mampu menjaga dan mencintai Lila seumur hidup saya.”
Pertengkaran batin terjadi. Di satu sisi adalah tekanan keluarga dan tradisi; di sisi lain adalah cinta dan keberanian.
Tiba-tiba, ibunya Lila jatuh sakit parah. Kejadian itu mengguncang hati semua orang. Dalam keheningan rumah sakit, keluarga Lila mulai melihat arti cinta sejati dan pengorbanan.
Lila dan Arga bergandengan tangan, merawat ibunya dengan penuh kasih. Momen itulah yang membuka pintu hati keluarga. Mereka mulai menerima Arga bukan hanya sebagai pengusaha sukses, tapi sebagai pria yang tulus dan kuat.