Tapi Arga tidak menyerah. Ia tahu bahwa keberhasilan materi belumlah cukup, cinta sejati membutuhkan lebih banyak keberanian dan pengorbanan.
Badai Terakhir dan Cahaya Harapan
Waktu telah mengukir perubahan pada wajah Arga. Dari pemuda miskin yang penuh luka, ia kini berdiri tegak dengan wibawa seorang pengusaha sukses. Namun, di dalam hatinya, masih tersimpan luka lama yang belum sembuh: penolakan dari keluarga Lila.
Pada suatu hari yang suram, Arga kembali ke kampung untuk terakhir kalinya. Ia tahu, ini saatnya menghadapi segala perasaan yang selama ini ia simpan.
Di halaman rumah megah itu, Lila menunggu dengan mata penuh harap dan kerinduan. Namun, ayah dan ibunya tetap teguh.
“Arga, kau sudah berjuang keras. Tapi kami tak bisa menerima hubungan ini. Demi masa depan Lila,” kata ayah Lila dengan suara berat.