Cerita & HiburanCerita Sedih / Haru

Cerita Sedih: Kala Cinta Terpisah oleh Waktu dan Takdir

36
×

Cerita Sedih: Kala Cinta Terpisah oleh Waktu dan Takdir

Sebarkan artikel ini
Seorang pemuda sederhana (Aidan) dan gadis cantik (Lila) saat pertama kali bertemu di taman yang penuh bunga bermekaran. (Dokumen kedannews.co.id).

Di makam Lila, Aidan berlutut dan menangis, memeluk batu nisan seolah memeluk Lila.
“Maafkan aku, Lila. Aku terlambat.”

Hatinya hancur berkeping. Cinta yang begitu besar harus berakhir dengan kepergian yang menyakitkan.

Kenangan yang Tak Pernah Pudar

Meski waktu berlalu, setiap sudut kota kecil itu masih menyimpan jejak langkah mereka berdua. Taman tempat pertama kali mereka bertemu, bangku kayu yang dulu sering mereka duduki, pohon-pohon yang menaungi, semua seolah berbisik tentang cinta yang pernah ada.

Aidan sering kembali ke sana, duduk diam, menatap langit senja yang perlahan berubah jingga. Ia mengingat bagaimana Lila tertawa riang ketika mereka bercanda di bawah pohon itu, bagaimana ia menggenggam tangannya erat saat badai datang tanpa permisi.

Dalam hatinya, Aidan menyimpan ribuan kata yang tak sempat diucapkan. Ia menulis lagi surat tanpa nama, berharap suatu hari, angin membawa surat itu kepada Lila, entah di mana pun dia berada.

Di sisi lain, Lila juga menyimpan surat-surat itu seperti harta karun. Di balik dinding rumah mewah yang terasa dingin dan sepi, ia membaca setiap kalimat dengan air mata yang tak pernah habis.

Surat-surat itu menjadi pelipur lara, menguatkan dia menghadapi hari-hari yang penuh penyesalan. Dalam setiap kata Aidan, Lila menemukan keberanian untuk tetap bertahan, walau hatinya terkoyak oleh cinta yang tak direstui.

Namun, seiring waktu, sakit yang menghantui tubuhnya semakin parah. Ia menyembunyikan rasa sakit itu dari semua orang, bahkan dari Aidan yang ia cintai.

Surat Terakhir dan Kepergian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *