Satu pabrik di smelting atau peleburan di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, itu dalam waktu 2-3 tahun akan ditingkatkan kapasitas produksinya menjadi 50 ribu ton. Sehingga bisa memproduksi total 300 ribu ton.
“Dalam waktu 2-3 tahun ini itu bisa kita tingkatkan dengan cara meng-upgrade atau mengoptimalkan pabrik yang ada itu bisa sampai dengan 50 ribu nambahnya,” ujar Okta.
Selain itu, PT Inalum juga merencanakan untuk membuat pabrik baru. Dengan pabrik baru itu maka peningkatan produksi akan jauh lebih signifikan.
Okta menjelaskan bahwa pabrik di Kuala Tanjung sebenarnya bisa dikembangkan 3 kali lipat. Hal itu karena di sana masih tersedia lahan cukup luas dan fasilitas yang menunjang.
“Contohnya seperti pelabuhan, fasilitas yang lain juga tersedia sehingga yang kami butuhkan kali ini adalah yang utama adalah listrik karena untuk bangun smelter baru butuh listrik yang besar. Sekarang kami lagi sedang bicara dengan PLN mudah-mudahan ada solusi,” katanya.
Okta mengakui PT Inalum memiliki PLTA, tetapi itu hanya cukup untuk jumlah produksi saat ini. Jika kebutuhan listrik tercukupi, maka bukan tidak mungkin produksi 1 juta ton alumunium bisa tercapai.
“(Target) 4 tahun itu 700 sampai 1 juta (ton) tergantung ketersediaan listrik itu tadi. Mudah-mudahan itu bisa memenuhi kebutuhan domestik,” ungkap Okta.