Saat melanjutkan bait-bait puisi ‘istriku’, Farianda dengan penuh semangat melanjutkan membaca “Istriku, Aku kebetulan mencintainya, Dia pun mencintaiku,” ujarnya dengan senyum yang disambut riuh dari penonton dan disaksikan beberapa pejabat, akademisi, seniman dan para wartawan yang hadir.
Sementara itu, Ketua Panitia Idrus Pasaribu menyebutkan, lomba baca puisi diikuti 62 peserta dari berbagai kalangan dan peserta telah menunjukkan seni dan kreasi yang terbaik.
“Patut diketahui, seniman memiliki andil besar dalam merebut Kemerdekaan RI serta menegakkan kemerdekaan. Seniman juga memiliki nilai semangat juang dan memberikan spirit kepada aktifis merebut kemerdekaan,” ujarnya.
Idrus Pasaribu sedikit menyindir Pemerintah Provinsi Sumut dan Pemko Medan terkait kurang kepedulian terhadap nasib seniman. Dimana seniman terkenal Chairil Anwar yang berasal dari Medan kurang diperhatikan untuk dikenang.
“Apa salahnya, untuk mengenang nama Chairil Anwar, pemerintah menabalkan menjadi salah satu nama jalan di Kota Medan. Bayak lagi seniman terkenal dari Sumut tapi kurang mendapat perhatian dari Pemerintah, ” kata Idrus.
Penulis: Cut Riri
Editor: Zultaufik