Tulungagung, kedannews.com – Vaksin Janssen atau Vaksin Johnson & Johnson adalah vaksin yang menggunakan teknologi dengan melibatkan virus vector atau virus hidup yang disebut adenovirus. Adenovirus yang digunakan merupakan adenovirus tipe 26 (Ad26) rekombinan atau adenovirus yang tidak dapat bereplikasi. Senin (27/12/2021).
Adenovirus sendiri merupakan penyebab umum infeksi saluran pernapasan. DNA dalam adenovirus di modifikasi sehingga menghasilkan bagian penting dari partikel virus SARS-CoV-2 yang menjadi tujuan tubuh untuk mengembangkan respon imun.
Kemanjuran vaksin Johnson & Johson diuji dalam uji klinis yang melibatkan lebih dari 40.000 orang. FDA meninjau data bersama dengan informasi yang disediakan oleh Johnson dan Johnson.
Hasil dari uji klinis, menunjukan bahwa vaksin Johson & Johnson dapat melindungi dari kasus COVID-19 ringan hingga sedang dan berat hingga kritis.
Lalu bagaimana Mekanisme Vaksin Janssen setelah dilakukan penyuntikan, Vaksin Johnson dan Johnson mengirimkan DNA virus ke sel untuk membentuk spike protein, Adenovirus tidak dapat bereplikasi atau memperbanyak diri. Namun, Adenovirus akan bertindak sebagai Vektor dan membawa materi genetik atau DNA virus corona yang kemudian akan membuat sipke protein.
Setelah sel menghasilkan spike protein, sistem kekebalan atau system imum menciptakan antibody terhadap spike protein sehingga melindungi dari infeksi dan menjaga agar tidak terjadi gejala yang berat. Siapa saja Target Vaksin Janssen dan Berapa Dosis yang dibutuhkan
Vaksin Janssen (Vaksin J&J) tidak diindikasikan untuk Individu berusia 18 tahun kebawah, individu dengan riwayat anafilaksis (reaksi alergi parah atau reaksi alergi langsung) dan juga individu dengan suhu tubuh lebih dari 38,5ºC.
Seperti di ungkapkan Kasi Farmasi dan Perbekalan Medis Dinkes Kesehatan Kabupaten Tulungagung Masduki, “Menurut WHO, Vaksin Janssen aman dan efektif pada orang dengan kondisi medis yang diketahui dengan peningkatan risiko penyakit parah, seperti hipertensi, penyakit paru-paru kronis, penyakit jantung signifikan, obesitas, dan diabetes”, katanya.
Vaksin Janssen direkomendasikan oleh WHO kepada wanita menyusui karena kemungkinan tidak menimbulkan risiko, WHO merekomendasikan penggunaan vaksin COVID-19 pada wanita hamil hanya jika manfaat vaksinasi bagi wanita hamil lebih besar dari pada risiko yang kemungkinan akan terjadi.
Masduki menyebutkan, ” Vaksin Janssen hanya dilakukan satu kali pemberian atau hanya satu kali suntikan dengan dosis 0,5 ml secara intramuscular atau injeksi untuk mengantarkan vaksin ke dalam otot agar dapat diserap dengan cepat oleh pembuluh darah”, urainya.
Pada saat uji klinis Vaksin Johnson & Johnson ditemukan bahwa satu dosis menghasilkan respons imun yang kuat dan stabil pada kebanyakan orang. Sehingga, Vaksin Johnson & Johnson hanya memerlukan satu suntikan saja.
“Vaksin dengan dosis tunggal ini memiliki keuntungan, yakni dapat membantu mempercepat laju vaksinasi. Sehingga sangat membantu untuk mengurangi kasus COVID-19 dan mengurangi rawat inap dan kematian”, tandasnya.
Efek Samping Vaksin Jhonson & Jhonson sama seperti semua vaksin, Vaksin Johnson & Johnson dapat menyebabkan efek samping meskipun tidak semua orang mendapatkannya. Sebagian besar efek samping terjadi dalam 1 atau 2 hari setelah mendapatkan vaksinasi.
Akan tetapi tidak perlu khawatir, gejala akan hilang dalam beberapa hari. Gejala umum yang biasa didapatkan yaitu sakit kepala, mual, nyeri otot, nyeri saat disuntik, dan merasa sangat lelah.
Penulis : Gusty Indah
Editor : Mery Ismail S.sos