Jakarta, kedannews.co.id – Para fasilitator asal Provinsi Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) peserta pelatihan Peningkatan Kapasitas Fasilitator dalam Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (Tekad) segera kembali ke daerah masing-masing. Mereka berkomitmen mengimplementasikan ilmu yang diperoleh untuk mendukung pengentasan kemiskinan ekstrem 2026.
Setibanya di daerah, fasilitator diminta segera berkoordinasi dengan pemerintah desa, pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sekaligus memotivasi masyarakat agar merencanakan pemberdayaan potensi desa. Langkah tersebut mencakup pelatihan keterampilan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi berbasis sumber daya alam melalui Dana Desa tahun 2025.
Hal ini dijelaskan oleh Drs. Syaiful Syafri, MM di hadapan 125 peserta pelatihan dari 25 kabupaten asal Papua dan Maluku. Ia menyampaikan materi Merancang Rencana Kerja Inovatif untuk Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Lokal pada kegiatan yang digelar Kementerian Desa PDTT di Mercure Hotel Ancol, Jakarta, Jumat (26/9/2025).
“Fasilitator dapat mengentaskan kemiskinan ekstrem 2026 secara individu maupun kelompok bila masyarakat mampu mengelola UMKM, kerajinan, peternakan, perikanan, dan pertanian terpadu berbasis desa sesuai data akurat di wilayah masing-masing,” tegas Syaiful, yang juga pernah menjabat Pj. Bupati Batu Bara tahun 2008.
Menurutnya, kerja sama fasilitator dengan pemerintah desa dan tenaga pelatih terampil akan membantu masyarakat mengolah bahan mentah menjadi produk bernilai tambah. Produk tersebut dapat dipasarkan melalui BUMDes agar menjadi unggulan desa dan meningkatkan ekonomi warga.
Syaiful mencontohkan, ketika masyarakat berhasil mengembangkan kerajinan tangan atau UMKM, fasilitator harus memfasilitasi mereka membuat merek, kemasan menarik, hingga perizinan dari Balai POM maupun dinas perindustrian dan perdagangan.
Selain itu, pemberdayaan masyarakat di bidang pertanian terpadu, peternakan, maupun perikanan juga harus difasilitasi dengan dukungan instansi terkait. “Fasilitator harus memastikan dinas pertanian, peternakan, atau perikanan memberi perhatian khusus agar program benar-benar berdampak,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa sejak 1990-an hingga awal 2000-an dirinya telah mengerjakan program serupa untuk komunitas adat terpencil melalui pelatihan keterampilan dan bantuan modal usaha. Hasilnya, pendapatan masyarakat meningkat dan pertumbuhan ekonomi desa terdorong positif.
Mengenai sumber anggaran, Syaiful menekankan pentingnya kerja sama dengan perusahaan daerah melalui dana CSR sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 serta Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012. Dengan dukungan pemerintah daerah, fasilitator diyakini dapat menjadi ujung tombak pengentasan kemiskinan ekstrem sekaligus penggerak produk unggulan desa.
“Apalagi bila fasilitator dapat menjelaskan langsung kepada kepala daerah maupun pengusaha setempat tentang pentingnya dukungan infrastruktur jalan dan sarana desa. Upaya ini diyakini akan mempercepat penanganan kemiskinan ekstrem 2026,” tambah Syaiful.
Pelatihan Tekad tahun 2025 ini menghadirkan 10 narasumber sesuai bidang keahlian, mulai dari pejabat Kementerian Desa PDTT, Kementerian Pertanian, Koperasi, hingga tenaga ahli teknologi. Syaiful Syafri tampil bersama narasumber bidang teknologi Dr. Mhd Arqam, M.Pd, dengan moderator Farida Sijabat dari Kemendes PDTT.
Rangkaian pelatihan dibuka resmi oleh Menteri Desa PDTT yang diwakili Dirjen PIDTT Dr. H. Tabrani, M.Pd, serta dihadiri sejumlah pejabat Kemendes PDTT seperti Sekretaris Dirjen Drs. Syahrul, M.Si, Direktur PPU Dr. H.M. Ridha Haykal, M.Si, Direktur Pelayanan Investasi Aditya Hendra, SE, MM, Direktur Pemasaran Produk Unggulan Dr. H. Yusra, M.Pd, Direktur Pengembangan Kelembagaan dan Investasi Rafdinal, S.Sos, MT, serta Direktur Perencanaan Dra. Dewi Yuliani, MP.