Bangkok, kedannews.co.id – Thailand kembali mencatat pergantian kepemimpinan nasional setelah parlemen resmi memilih pengusaha sekaligus politisi senior Anutin Charnvirakul sebagai perdana menteri baru, Jumat (6/9/2025). Ia menjadi perdana menteri ketiga dalam dua tahun terakhir, menggantikan Paetongtarn Shinawatra yang diberhentikan oleh Mahkamah Konstitusi, dirangkum BBC dalam laporannya.
Paetongtarn, yang berasal dari dinasti politik Shinawatra, dinyatakan melanggar etika dalam penanganan sengketa perbatasan dengan Kamboja. Putusan tersebut sekaligus mempertegas tren panjang intervensi pengadilan dan militer dalam perpolitikan Thailand.
Anutin yang memimpin Partai Bhumjaithai berhasil meraih dukungan mayoritas parlemen setelah memutus koalisi dengan Pheu Thai milik keluarga Shinawatra. “Hari ini kita membuka babak baru untuk Thailand. Saya akan mengemban amanah dengan sepenuh hati,” kata Anutin dalam pernyataannya usai pemilihan.
Namun, para analis menilai kepemimpinannya tidak akan mulus. Thailand kerap dilanda krisis politik akibat kudeta militer dan pembubaran partai. Anutin bahkan harus menghadapi syarat berat dari Partai Rakyat (People’s Party) yang menuntut pemilu ulang dalam waktu empat bulan serta amandemen konstitusi yang disusun oleh militer.
Terpilihnya Anutin menjadi pukulan besar bagi keluarga Shinawatra, yang telah mendominasi politik Thailand sejak 2001. Ayah Paetongtarn, Thaksin Shinawatra, dan bibinya, Yingluck Shinawatra, juga pernah menjabat perdana menteri sebelum digulingkan lewat kudeta militer pada 2006 dan 2014.
Situasi semakin rumit setelah Kamis malam (4/9/2025) publik mencermati keberangkatan Thaksin dengan jet pribadi. Ia kemudian mengumumkan melalui media sosial bahwa dirinya menuju Dubai untuk berobat dan berjanji kembali ke Bangkok sebelum sidang pengadilan pada 9 September.
Sementara itu, Pheu Thai kini kehilangan pengaruh besar dalam pemerintahan. Satu-satunya kandidat tersisa, Chaikasem Nitisiri, dinilai tidak populer dan kondisi kesehatannya memburuk.
Anutin sendiri bukan wajah baru di panggung politik Thailand. Berusia 58 tahun, ia dikenal sebagai politisi berpengalaman sekaligus pengusaha kaya raya. Saat menjabat Menteri Kesehatan pada 2022, Anutin sempat menarik perhatian dunia internasional karena mendorong liberalisasi penggunaan ganja di Thailand.
Kini, tantangan utamanya adalah memimpin negeri “Gajah Putih” melewati krisis politik yang berulang, dengan waktu yang sangat terbatas hanya empat bulan.