Pengakuan korban kepada Kepala Desa, TZ merebahkan Bunga diatas tempat tidur lalu menutup dan mengunci semua pintu rumah, setelah itu pelaku melepaskan celana dalam korban, sembari melepaskan kain sarung yang dipakai pelaku.
“Saat pelaku memasukan kemaluannya, korban mengatakan “jangan sakit”, tetapi TZ langsung membekap mulut korban dengan tangan kanannya dan kembali memasukkan kemaluannya. Usai itu, korban disuruh pulang dan diminta untuk datang lagi, tapi jangan dibilang-bilang sama orang,” ucap Kades Safriani.
Dengan kebetulan teman korban saat bermain di dekat rumah pelaku sempat melihat aksi bejat pelaku dari pintu yang tidak terkunci hanya ditutupi dengan kain dan membenarkan peristiwa itu.
“Saya tidak buat-buat memang ia (benar) Maktuo,” tutur Kades menirukan pengakuan teman korban.