Medan, kedannews.co.id – Tawuran antarwarga kembali marak di kawasan Medan Utara, khususnya Belawan. Kondisi ini dinilai sebagai dampak dari belum maksimalnya Pemerintah Kota (Pemko) Medan dalam menghadirkan solusi nyata, terutama penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kota Medan, Fauzi, menyampaikan keprihatinannya terkait kondisi tersebut. Ia menilai, banyak korban yang berjatuhan akibat tawuran yang terus berulang di wilayah Belawan.
“Dari yang luka sampai meninggal dunia sudah ada akibat tawuran di sana. Bahkan pihak kepolisian juga banyak menjadi korban. Pemko Medan harus respon, jangan hanya melakukan pertemuan-pertemuan tanpa ada solusi nyata,” kata Fauzi kepada wartawan, Selasa (9/9/2025).
Menurut Fauzi, persoalan tawuran di Belawan sangat kompleks, namun akar masalahnya terletak pada minimnya kesempatan kerja bagi warga.
“Kita melihat rata-rata mereka yang tawuran itu masih dalam usia produktif. Sayangnya, banyak yang tidak memiliki pekerjaan sehingga mudah terprovokasi ikut tawuran. Pemko Medan harus serius menciptakan lapangan pekerjaan, jangan hanya sekadar janji,” tegas anggota Komisi I DPRD Medan tersebut.
Fauzi menambahkan, Fraksi Gerindra akan terus mengawal persoalan di Belawan. Ia mendorong Pemko Medan menjalin kerja sama dengan perusahaan dan pabrik yang ada di sekitar wilayah tersebut agar bisa membuka peluang kerja bagi masyarakat lokal.
“Ini akan kita kawal, termasuk terus mendorong Pemko Medan menghadirkan solusi dan menciptakan lapangan kerja. Sangat banyak pabrik di sana, Pemko Medan bisa menggandeng mereka untuk menyerap tenaga kerja warga sekitar,” jelasnya.
Selain solusi ekonomi, Fauzi juga menilai perlunya langkah tegas di bidang keamanan. Ia mengusulkan agar Pemko Medan membuat pos terpadu berisi TNI, Polri, BNN, hingga perangkat kelurahan dan kecamatan di setiap lingkungan rawan konflik.
“Tawuran ini sempat mereda beberapa tahun lalu. Dulu juga ada program Pemuda Bela Negara (PBN) yang terbukti berhasil menyalurkan generasi muda, bahkan ada yang lulus menjadi prajurit TNI. Namun sekarang program itu tidak jelas lagi. Pemko Medan harus berinovasi agar masyarakat merasa aman,” pungkas Fauzi.