Medan, kedannews.co.id – Suasana khidmat menyelimuti Kenduri Diraja Negeri Deli yang digelar di Masjid Raya Al-Mashun, Kamis (28/8/2025) malam. Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, yang hadir dalam acara tersebut mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga dan memakmurkan tradisi Melayu sebagai identitas sekaligus warisan budaya Kota Medan.
“Kebahagiaan bagi kita semua bisa bersama menyambut hari keputraan Tuanku Sultan Deli ke-14, Sultan Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam Shah. Seorang sahabat, seorang adik, seorang saudara, dan seorang Sultan yang sangat kami banggakan. Hari baik seperti ini harus kita makmurkan, bukan sekadar wirid, tetapi juga doa dan pelindung bagi kita semua,” ujar Rico Waas.
Kenduri Diraja dimulai dengan pembacaan Surah Yasin, doa bersama, serta Ratib Al Haddad, amalan yang sejak lama menjadi tradisi Kesultanan Deli. Lebih dari sekadar ritual, acara ini juga menjadi simbol kebersamaan antara pemerintah, Kesultanan Deli, dan masyarakat dalam menjaga nilai spiritualitas dan budaya lokal.
Turut hadir dalam perhelatan tersebut, Sekda Kota Medan Wiriya Alrahman, Asisten Pemerintahan HM Sofyan, pimpinan perangkat daerah, camat dan lurah, Datuk Empat Suku, tokoh masyarakat bergelar adat, serta tokoh agama.
Wali Kota Medan menekankan, di tengah arus modernitas, kearifan lokal dan tradisi Melayu tetap harus dijaga sebagai identitas Tanah Deli. “Kenduri ini bukan hanya doa, tetapi juga simbol kebersamaan dan warisan budaya yang patut kita lestarikan,” katanya.
Sementara itu, Sultan Deli ke-14, Sultan Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam Shah atau yang akrab disapa Tuanku Aji, menyampaikan apresiasi kepada Pemko Medan atas dukungan penuh terhadap terselenggaranya acara. Ia berharap, amalan warisan leluhur yang berisi doa-doa keselamatan terus dipelihara sebagai bagian dari identitas masyarakat Medan.
“Amalan ini berisi bacaan Yasin dan doa-doa yang diyakini sebagai pelindung dari marabahaya. Semoga bisa terus dijalankan dan membawa manfaat bagi seluruh masyarakat,” ujar Sultan.
Menurutnya, kenduri bukan hanya ritual doa, tetapi juga cermin dari jati diri Melayu yang melekat kuat dalam kehidupan masyarakat Kota Medan.












