Tanjungbalai, kedannews.com – Masih terlihat raut wajah kesedihan seorang ibu, yang baru saja kehilangan sibuah hatinya.
Veronina Ray ibu kandung dari Syafa Salsabila Safnia (10), yang semula tegar saat diwawancarai awak media, akhirnya berurai air mata ketika memberi keterangan dikediamannya, di Kota Tanjungbalai. Rabu (26/01/2022).
Dijelaskan Veronina, ia ikut membawa anaknya untuk di vaksin di sekolahnya di Kota Tanjungbalai.
“Karena pihak sekolah meminta harus divaksin, tepatnya Selasa (11/01/2022), saya ikut membawa anak saya untuk divaksin,” jelas ibu kandung Salsabila yang akrab dipanggil Neina.
Sebelum divaksin kondisi kesehatan Salsabila dalam kondisi sehat walafiat, ujarnya.
Guru – guru sekolahnya juga bagus, tidak terlihat ada pemaksaan bagi anak yang takut disuntik.
Salsa mulai merasakan efek tersebut setelah satu minggu dirinya di vaksin dan mulai merasakan sakit dikepalanya.
“Satu pekan sebelumnya belum ada tanda – tanda sakit, namun setelah berlalu sepekan, mulai terlihat. Saat pulang ngaji kepala Salsa terasa sakit,” ungkap Reina.
Badan Salsa mengalami demam selama dua hari dan dibawa ke beberapa dokter yang ada di Kota Tanjungbalai hingga dirujuk ke rumah sakit di Kota Medan.
Suhu panasnya lumayan tinggi, “Salsa mulai rewel, meringis dan minta kusuk, dan kita kusukkan, namun panasnya tak kunjung reda. Akhirnya kami bawa ke bidan, Alhamdulillah demamnya turun, tapi selera makannya hilang dan Salsa gak mau makan,” ungkapnya.
Khawatir kondisi fisiknya semakin lemah dibawa berobat ke rumah sakit di Kota Tanjungbalai, untuk dirawat.
“Kondisinya semakin parah karena setiap hari keluar darah dari hidung, secara terus menerus. Kami bawa kedokter Johan, kata dokter anak saya kena gejala DBD (Demam Berdarah) dan terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit Husada Medan,” ulas Reina.
Hasil pemeriksaan dokter juga sama DBD, darah dari hidung terus keluar, “Salsa haus lalu sama ayahnya diberi minum, darah semakin deras keluar”, katanya.
Kami sangat curiga, karena tidak ada sedikitpun tanda – tanda demam berdarah ditubuh Salsa, tidak terlihat sama sekali bintik – bintik merah, tanda khas dari penyakit DBD, ketus Reina.
“Tidak ada bercak merah ditubuh anak saya, dan ketika saya mandikan juga tidak terlihat,” sebut Reina sambil menangis.
Hancur kali hati saya, saya berharap agar jangan ada lagi anak – anak divaksin. Jangan ada lagi korban meninggal dunia akibat vaksin, jangan ada lagi ibu – ibu yang lain kehilangan anaknya, cukuplah saya saja yang kehilangan anak akibat divaksin, tutup Reina sambil terisak.
Penulis : Sholeh Pelka
Editor : Sholeh Pelka