Pleidoi
Ferdy Sambo membantah menembak Brigadir J. Dia juga membantah memerintahkan Bharada E untuk menembak Brigadir J. Keterangan Sambo itu berbeda yang disampaikan terdakwa Richard Eliezer alias Bharada E.
Pernyataan itu disampaikan Sambo saat membacakan nota pembelaan atau pleidoi pribadinya setelah mendengar tuntutan jaksa penuntut umum (JPU).
Pengakuan Sambo ini disampaikannya ketika momen ketika melintas rumah dinas Duren Tiga 46 dan melihat Brigadir J di depan rumah. Seketika itu juga kemarahannya meluap setelah mendengar pelecehan yang dialami Putri Candrawathi.
“Segera saya perintahkan ADC dan sopir menghentikan mobil yang saya tumpangi, masuk ke dalam rumah dan meminta Kuat Maruf yang kebetulan berada di sana untuk memanggil Ricky dan Yosua agar menemui saya,” ucap Sambo dalam pleidoinya saat sidang di PN Jakarta Selatan, Selasa (24/1).
Dengan nada berat, Sambo mengakui kala itu sedang dalam kondisi amarah yang memuncak. Ketika mengkonfirmasi kepada Brigadir J atas tindakan pelecehan. Namun jawaban mantan ajudannya itu dirasa lancang dan tak sesuai harapannya.
“Namun Yosua menjawab dengan lancang, ‘kurang ajar bagaimana komandan?’ seolah tidak ada satu apapun yang terjadi, kesabaran dan akal pikiran saya pupus, entah apa yang ada di benak saya saat itu,” kata Sambo.