Jakarta, kedannews.co.id – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) bersama PT Multi Bioenergy Nusantara (MBN) resmi menjajaki kerja sama strategis dalam pengembangan bahan bakar biomassa sebagai bagian dari upaya mendukung target pemerintah mencapai Net Zero Emission (NZE). Inisiatif ini ditujukan untuk mempercepat transisi energi serta meningkatkan kemandirian industri hijau nasional.
Direktur Biomassa PLN EPI, Hokkop Situngkir, menyampaikan apresiasi atas kesiapan MBN dalam mendukung agenda transisi energi. Ia menilai kehadiran mitra strategis yang mampu mengamankan pasokan dari hulu hingga hilir sangat penting untuk memperkuat ekosistem biomassa di Indonesia.
“Selama ini PLN EPI fokus pada sisi off-taker dan retail. Kehadiran MBN menjadi penting karena bisa menjadi mitra strategis yang mengamankan suplai dari hulu. Kami berharap kerja sama ini berjalan cepat, namun tetap mengikuti tata kelola BUMN, termasuk due diligence, konsultasi, dan pelaporan antar pemangku kepentingan,” jelas Hokkop pada 13 November 2025.
Ia menambahkan bahwa proyek bersama tersebut akan dimulai dengan skala pilot sembari mempersiapkan peta jalan pengembangan jangka panjang. Selain memenuhi kebutuhan dalam negeri, inisiatif ini juga diarahkan untuk membuka peluang ekspor biomassa ke pasar internasional.
“Tidak semua limbah agro dapat kami olah saat ini. Dengan adanya mitra seperti MBN, potensi waste lain bisa dimanfaatkan jadi pelet atau bahan bakar padat, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor,” ungkapnya.
Di sisi lain, Direktur Utama PT MBN, Masfet Yones, menegaskan kesiapan perusahaan dalam mendukung transisi energi nasional melalui penyediaan fasilitas dan pasokan biomassa bagi PLN EPI. Ia mengungkapkan bahwa MBN telah menyiapkan lahan lebih dari 10 hektare lengkap dengan gudang, area penyimpanan (lay down area), serta akses logistik yang memadai.
“Kami sudah memiliki fasilitas siap pakai dan berbagai alat berat pendukung. Jika PLN EPI membutuhkan survei ulang, kami siap mendukung dan menyediakan data teknis lengkap. Ini menjadi titik awal untuk memulai kemitraan konkret,” kata Masfet.
Masfet turut memastikan kesiapan investasi peralatan dan pasokan bahan baku biomassa. Menurutnya, perusahaan fleksibel dalam memulai proyek melalui pendekatan bertahap.
“Kalau targetnya sembilan unit, kami bisa mulai dengan tiga unit terlebih dahulu sambil berjalan bersama tim PLN. Prinsip kami: cepat, tepat, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Dukungan atas inisiatif ini juga datang dari Anggota DPRD Banten, Dede Rohana Putra. Ia menilai kolaborasi antara BUMN dan sektor swasta merupakan langkah strategis dalam mempercepat hilirisasi energi bersih.
“Banten memiliki potensi besar dalam pengolahan limbah pertanian dan perkebunan menjadi energi alternatif. Jika sinergi antara PLN EPI dan MBN ini berhasil, dampaknya tidak hanya pada efisiensi energi, tetapi juga pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal,” ujar Dede.
Ia memastikan DPRD Banten siap mendukung regulasi dan kebijakan yang mendorong investasi energi baru terbarukan sejalan dengan agenda pembangunan berkelanjutan nasional.
Kerja sama PLN EPI dan MBN selanjutnya akan ditindaklanjuti melalui due diligence, kajian teknis, serta penyusunan skema komersial sebelum difinalisasi dalam bentuk Kerja Sama Operasi (KSO) atau model kemitraan strategis lainnya.
Dengan sinergi sumber daya, kesiapan industri, serta tata kelola yang kuat, PLN EPI dan MBN bergerak nyata menempatkan biomassa sebagai pilar penting ketahanan energi sekaligus tonggak menuju Indonesia Net Zero Emission.












