Belakangan diketahui isi rekaman itu serupa dengan pesan berantai di Blitar, Pekalongan, Sleman, dan daerah lainnya yang ternyata hoaks.
Kepala Sekolah SD Al Musabbihin, Syahril Manaf saat dikonfirmasi wartawan, juga mengaku mendapat informasi tersebut dari grup WA pagi tadi. Dia pun langsung mengecek kebenaran informasi itu.
“Itu informasinya hoaks. Sudah saya telusuri nama murid serta lainnya yang disebutkan di rekaman. Tapi tidak ada di sini. Tidak benar itu,” sebutnya.
Dia mengatakan, ada sejumlah langkah yang akan dilakukan untuk mengantisipasi penculikan anak terjadi di sekolahnya.
Pertama, orang tua harus tepat waktu menjemput anak. Kedua, guru harus memastikan penjemput anak adalah orang yang dikenal. Kalau tidak, harus berkoordinasi dulu dengan orang tua murid. Ketiga, guru tidak boleh pulang sebelum murid pulang.
“Kemudian sekolah juga akan membuat semacam peraturan karcis atau kartu yang bertanda tangan saya untuk menjemput anak. Mulai minggu depan,” tutupnya.
Penulis: Zultaufik
Editor: Cut Riri
[embedyt] https://www.youtube.com/embed?listType=playlist&list=UUkDG6fUBeHFdkPSVpiEgJqQ&layout=gallery[/embedyt]












