Politik & Pemerintahan

Rajamin Sirait: Untuk Kebaikan Demokrasi, Jangan Apriori dengan Sistem Proporsional Tertutup Pileg 2024

5
×

Rajamin Sirait: Untuk Kebaikan Demokrasi, Jangan Apriori dengan Sistem Proporsional Tertutup Pileg 2024

Sebarkan artikel ini
Rajamin Sirait

Medan, kedannews.comTokoh masyarakat Sumatera Utara Rajamin Sirait, SE meminta masyarakat luas khususnya para elit politik untuk tidak apriori dengan wacana sistem proporsional tertutup pada pemilihan legislatif 2024 .

Menurutnya, sistem proporsional terbuka maupun tertutup memiliki plus minusnya sendiri yang sudah bisa kita lihat di era pemilu Orde Baru maupun Orde Reformasi .

“Pro kontra boleh-boleh saja tetapi tidak bisa apriori dengan sistem proporsional tertutup. Dan belum tentu benar adanya anggapan sistem tertutup itu menguntungkan partai pemenang seperti PDIP, bahkan justru sebaliknya yang bisa terjadi,” ungkap Rajamin Sirait SE ketika dimintai wartawan pandangannya soal wacana pileg sistem tertutup,” Senin (30/1).

Ia menggambarkan bahwa jika sistem tertutup yang berlaku maka calon legislatif terpilih di setiap partai ditentukan oleh nomor urut. Artinya semua perolehan suara setiap caleg tidak menjadi perolehan suaranya melainkan menjadi suara partai yang notabene untuk caleg nomor teratas.

Dengan kondisi seperti itu, maka perilaku caleg akan berubah drastis. Tidak akan ada lagi caleg nomor urut menengah ke bawah yang mau jor-joran melakukan sosialisasi dan menghimpun dukungan suara dengan mengeluarkan kapital besar.

Dan pada kenyataannya, Rajamin menyebut justru caleg partai besarlah yang selama ini terkesan dominan melakukan praktik seperti itu Tanpa mau menyebut nama, ia mencontohkan di salah satu dapil DPRD Medan dengan 10 caleg, ke-10 calegnya bermain jor-joran karena memiliki peluang yang sama. Hasilnya dengan perilaku tersebut, partai dimaksud berhasil memperoleh 2 kursi meski untuk memperolehnya dengan telah mengeluarkan dana yang sangat fantastis.

“Nah, jika sistem proporsional tertutup berlaku tentu tidak akan ada lagi praktik jor-joran caleg di setiap partai apa pun. Ini kan efektif mengakhiri liberalisasi politik saat pencalegan,” tegasnya.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *