“Ini disebabkan, jalur lokasi pemburu sangat kecil dan sulit dilalui. Kayaknya, akibat bekas goresan, urugan pantai,” kata Sulaiman.
Menurut ceritanya Sulaiman, personil yang ikut dalam melakukan pengejaran, berjumlah 11 orang. Bantuan personil ini datang setelah, koordinasi dengan Polres Langsa dan Polres Aceh Tamiang serta BAIS pos Aceh Tamiang / Langsa.
Dijelaskan juga, perburuan terhadap para pelaku maupun ABK, tidak berhasilnya diciduk (diamankan).
“Walaupun kami memiliki peralatan lengkap, tapi pelaku tidak berhasil diamankan, karena kami harus mengutamakan keselamatan petugas,” pungkas Sulaiman.
Menurutnya, barang yang diangkut dengan HSC itu lebih 202 kardus. Diantaranya, 53 karung tokek yang sudah dikeringkan, 2 koli tanaman hias, 6 karton produk kosmetik berbagai jenis dan merek, 1 ball berisi pakaian.
Sedangkan barang-barang di atas truk kedapatan 108 karung tokek kering, 20 ekor kambing,1 koli berisi kura-kura, ular, kadal dan katak yang kemudian dilakukan penyegelan lebih 202 karton .
Diperkirakan total nilai barang, sekitaran Rp. 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Potensi kerugian negara masih dalam proses penelitian.
Dalam pengamatan kedannews.com, para wartawan yang diundang maupun yang nyelonong tanpa undangan hadiri pers rilis sore itu terkesan, dalam celotehnya bahwa tidak yakin pelaku “Smuggler” tak satupun mampu “diciduk” untuk pengembangan informasi.
Hasil monitoring dan hunting by phone oleh salah seorang wartawan tadi malam, disinyalir pemainnya berdomisili di daerah Air Masin, wilayah hukum Aceh Tamiang.
Penulis: Puja
Editor: Cut Riri
