Batu Bara, kedannews.com – Pemerintah Kabupaten Batu Bara tidak tanggung tanggung menggelontorkan anggarannya guna membangkitkan perekonomian para petani, melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tunas Muda. Dana 1,3 M digunakan untuk membangun kilang padi ,di Desa Air Hitam, Kecamatan Datuk Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara, terkesan mubazir dan terancam menjadi besi tua.
Pasalnya sejak diserahterimakan dari Dinas Pertanian Batu Bara kepada Gapoktan Tunas Muda Air Hitam, yang menurut surat pada akhir tahun 2020, hingga saat ini kilang padi tersebut tidak pernah dioperasikan.
Hal tersebut di ketahui, saat wartawan grup Wappress, turun ke lokasi kilang padi, Rabu (02/03/2022).
Mirisnya lagi, saat di konfirmasi, Kades Air Hitam Basri kepada wartawan mengaku kehilangan dinamo.
Dan baru dilaporkan Ahmad Syafii selaku Ketua Gapoktan Tunas Muda, Kamis 17 Feb 2022. Ketua Gapoktan melaporkan lewat telepon seluler bahwa di gilingan padi ada benda yang hilang yakni dinamo sebanyak 17 unit.
“Saat itu pas Musrenbang kecamatan Datuk Lima Puluh. Saya bilang akan dibicarakan lagi”, terang Basri.
Selanjutnya menurut pengakuan Basri, dirinya langsung menghubungi Elijhon Babinkamtibmas Desa Air Hitam lewat seluler. Begitu menerima khabar, Elijon langsung datang ke kantor desa. Saat itu juga telah hadir PPL Pertanian Adrian.
“Saya beritahu ada alat alat gilingan padi yang hilang yaitu dinamo”, lanjut Kades.
Kemudian dirinya bertanya kepada Babinkamtibmas langkah apa yang harus ditempuh.
Lalu Babinkamtibmas menyarankan untuk melapor ke Polsek Lima Puluh.
Selanjutnya Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Adrian dan Ketua Gapoktan membuat laporan polisi di Polsek Lima Puluh, Senin (21/2/22).
“Saya temani Ketua Gapoktan ke Polsek. Namun saat ditanya penyidik berapa angka kehilangan, kami tak bisa jawab”, bebernya.
Saat itu, disebutkan Basri, penyidik Polsek Lima Puluh sarankan agar koordinasi ke Dinas Pertanian melalui Kabid di Dinas Pertanian Suriana untuk mengetahui berapa nilai kerugian. “Namun hasilnya saya belum tau”, kilah Kades Basri.
.
Menurut Kades, kehilangan Dinamo di ketahui, saat peninjauan Bupati Batu Bara H. Zahir, namun saat itu Ketua Gapoktan menurut Kades tidak memberitahu kepada Bupati.
“Baru setelah Bupati pulang, Ketua lapor ke saya”, jelas Kades.
Kades juga menyebutkan operasional kilang belum bisa di jalankan, akibat operator belum paham, belum menerima pelatihan.
Hal senada disampaikan, Ketua Gapoktan Tunas Muda Ahmad Syafii menjelaskan mereka tidak dapat mengoperasikan kilang padi tersebut karena belum mendapat pelatihan.
“Saat pengajuan pembutan kilang padi, tidak kita sertakan pelatihan. Namun setelah mesin selesai dipasang telah diajukan proposal pelatihan kepada Kadis tapi tidak ada realisasi”, timpal Kades Air Hitam Basri.
Namun sayang pihak yang di berikan tanggung jawab seperti acuh, dengan keadaan tersebut, padahal Bupati Batu Bara, memberikan perhatian khusus kepada Pengurus Gapoktan, khususnya dengan memberikan bantuan bantuan mesin kilang padi, guna membangkitkan kemandirian dan ekonomi petani.
Penulis : Eka Suhendra.
Editor : Sholeh Pelka.